Jalan-Jalan di Musium Batik Danar Hadi Solo


Kamu pernah merasa tidak terlalu menyukai sesuatu yang ternyata mejadi identitas diri kamu? seperti apa ya misalnya, sifat kamu yang ternyata moodian. Kamu paham kalau kamu moodian dan itu bagian dari diri kamu, tapi kamu nggak terlalu menyukai sikap itu. Apa yang kamu lakukan? berusaha memperaiki sikap itu dan kemudian menerimnaya bahwa itulah idenitas diri kamu? atau apa yang bisa kamu lakukan? tolong beritahu aku, aku sedang ada dalam masalah yang sama.

Sebenrnya ngga cukup nyambung nggak cukup nyambung juga sih, curhat di opening atas itu dengan apa yang akan aku tulis di postingan kali ini. Cuman sedikit aja sih nyamungnya, cuman aku lagi nggak ada kalimat bijak untuk membuka tulisan ini.

Jadi dulu sebenrnya aku nggak terlalu menyukai batik. Ada yang begini juga? ya karena dulu batik itu masih sangat terlihat oldies, tapi setelah batik mulai bertransformasi model menjadi sangat apik untuk diaplikasikan dengan banyak style anak muda kekinian, pandangan batik oldies itu mulai hilang. Gila, orang asing aja banyak yang menyukai batik kita, masak kita sendiri ngga suka. Kan terlalu ya. 

Tentang batik itu, beberapa waktu lalu aku pernah jalan-jalan ke sebuah tempat pembuatan batik di Pekalongan dan itu pertama kalinya aku tahu dengan jelas tentang tehnik dan cara membuat batik. CEK SINI. Nggak heran kenapa batik tulis yang asli bisa sampai semahal itu. Dan minggu lalu aku mendapat kesempatan lagi untuk lebih mengenal batik di Musium Batik Danar Hadi Solo.

Spertinya semua foto sampai akhir kualitasnya akan seperti ini semua karena ku ambil pakai HP samsung ku yang sangat biasa itu. Nikon 3100 ku nggak kebawa saat jalan-jalnke sana
Jagan heran kalau aku bisa mengambil foto banyak hal di dalam musium itu sesuka ku ya. Karena kalau pengunjung biasa, pasti dilarang untuk berfoto di dalam sana. Bersyukur karena akuu ke sana dengan rombongan Genpi dan Kementrian Pariwisata. Genpi, komunitas Generasi Pesona Indonesia yang sudah sering kali berpartner dengan kemenpar untuk promosi potensi pariwisata daerah. Jadi larangan untuk memotret dalam musium itu sementara dihapuskan, hihi

 Pertama yang harus diketahui tentang House Danar Hadi Atau HDH itu adalah sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan cagar budaya. Bangunan itu dulunya adalah kediaman seorang pangeran. Cucu dari Raja Solo Kasunanan Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono IX. Bangunan itu dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa. Karena tidak terawat dan terbengkalai itu, pada tahun 1999 dibeli oleh PT Danar HAdi dan direnovasi.

 Ke dua adalah, tentang nama Danar Hadi sendiri ternyata bukan nama pemilik aslinya. Danar Hadi diambil dari nama istri si pemilik. Danarsih Hadipriyono, nama asli istri dari Santosa Doellah. Jadi yang punya sebenernya om Santosa Doellah, saking sayangnya dengan istri maka bisnis batik yang udah dirintis sejak 1967 itu dilabeli dua suku nama istrinya.

Selanjutnya mari kita bercerita tentang ada apa saja di dalam musium sana. Dibuka sejak 2000 dan diresmikan langsung oleh Wakil Presiden kala ini, ibu Megawati.


Musium Batik Danar Hadi tersebut menyimpan koleksi kain batik sampe 10.000 helai dengan motif yang berbeda satu sama lain dan diakui MURI sebagai musium dengan koleksi batik terbanyak.


Kain batik yang dipajang di sana berasal dari periode dan pengaruh kultur serta lingkungan yang berbeda-beda. Setiap periode dan lingkungan dibedakan dalam pajangannya.

Foto ini diambil dari google. karena dari kamera ku ngga bisa ngambil angle selebar ini.
 Begitu tampilan bagian terdepan musimnya. Memang ada sentuhan Jawa da Eropanya dan dibikin klasik. Ku pikir sebelum diajak muter-muter sama tour guide nya bangunan musium itu hanya sebatas berapa ruangan saja karena dari luar tidak nampak luas. Ternyata setelah ditelusuri musium itu luasnya pakai banget. Nggak habis-habis ruangan per ruangan dan koleksinya.


Masuk ke area koleksi batik keratonan. Beberapa yang bisa ku foto ada dari keraton


Batik di bawah ini salah satu batik yang pernah dipakai oleh Raja Pakubuwono X.


Ini salah satu sudut koleksi yang lain.





Dalam koleksinya Batik Indonesia, di sana ada baju batik yang pernah dipakai oleh mendiang istri presiden pertama kita. Batik itu merupakan sumbangan dari ibu Hartini Soekarno.


Untuk koleksi batik Belandanya, mereka punya koleksi batik termahal dengan nilai 500 juta.


inilah batik termahal dengan nilai 500 juta. Bisa dituker sama 1 unit rumah dengan selembar batik ini..


 Dan ini batik tertua di sana dari Cina.


Masih ada banyak ruangan dan koleksinya, tapi ngga bisa semua ku foto dan pajang sini juga saking banyaknya. 10.000 ribu helai batik itu ngga sedikit kan. Ini yang terakhir ada batik souvenir dari rekan dan kolega dari Santoso Doellah yang dijadikan satu ruangan.


Dan ini ada satu spot yang pernah dipakai foto pak Jokowi ketika berkunjung ke sana.


Dan kita serombongan diperbolehkan untuk berfoto di sana juga, taraaaa...


Jadi ya, jalan-jalan nggak selalu gunung atau pantai. Apalagi mall, uhh sesekali perlu lah jalan-jalan nambah wawasan kayak gini. Perlu kan? coba sekarang tulis mau wisata edukasi maana,
Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini