Ngecamp Ceria bersama Mercy Corp : Yuk jadi Pahlawan Lingkungan

Gambar dari sini
Ahh, banyak sekali cerita di dunia ini yang bisa dibagi even itu cuman sekedar cerita tadi pagi gue ngopi sama si A. Atau sekedar cerita tentang bagaimana kita mengawali tadi pagi dengan rasa yang seperti apa. Dan gue yakin loe juga sering cerita tentang hal-hal receh semacam itu, ditwitter mungkin, di IG story, di Facebook, di WA story dan sebutkan semua macam jenis sosial media lainnya. Loe pasti punya dan bercerita di sana. Well, gue juga melakukan hal yang sama. 

Kadang nyesel kenapa semua semua harus distoriin, kayak penting amat orang tau kita lagi ngapain. Tapi kadang juga seneng karena kita bisa berbagi kesenangan dengan teman lainya disosial media. Pamer disosial media tentang apapun yang sedang kita kerjakan itu sekarang jadi tren dan ya mungkin sebagian orang menilainya keren. Gue juga sempet mikir gitu. Makanya seneng banget nyampah di SosMed.

Toh sekarang SosMed bisa dijadikan ladang buat nyari rejeki, kayak gue yang suka nyari recehan ditwitter, IG dan blog pribadi gue ini. Tapi ternyata nyampah dan nyari rejeki di SosMed nggak sesimple yang dibayangkan. Bayangin doang udah berat, loe nggak akan kuat, biar blogger aja yang tau. -lah, masih terdilan- 

Mungkin yang ngikutin blog gue dari lama, tahu apa kegalauan gue akhir-akhir ini. Ya karena gue selalu nyempetin buat curhat barang sedikit disetiap postingan, anaknya curhatan banget soalnya.  Galau tetang kerjaan. Gue belum pernah bener-bener mulai serius buat garap SosMed ini untuk mengais rejeki, sekedar seneng dan hoby aja. Tapi setahunan ini setelah lepas dari predikat mahasiswi ya emang SosMed ini yang menyelamatkan gue dari minta-minta orang tua buat jajan.

Akhir-akhir ini gue sering banget perang sama hati nurani, banyak hal yang belum bisa gue terima. Itu kenapa gue merasa butuh sesuatu buat balikin feel. Mungkin liburan atau sekedar jalan-jalan tipis biar dapat wangsit baru gitu. Dan semesta sedang mendukung gue saat itu buat mencari wangsit baru, datanglah tawaran buat gabung dalam acara camping. Udah lama juga nggak berkegiatan macam itu, karena jujur gue bukan anak rangsel banget. Temen-temen suka nyebutnya anak koper, karena tiap jalan ke pinggiran kota dikit dan nginep sehari, udah ribet segambreng barang dibawa semua masuk dalam koper.

Karena tadi pagi seperti biasa gue bangun kesiangan dan nggak ada temen cerita dan ngopi, gue ceritain pegalaman ngecamp gue kemaren yang rencana bakal jadi obat gundah hati akhir-akhir ini aja ya. 

Ngecamp Ceria Das Garang

Gambar dari yang punya akun ini
Bukan bermaksut sok ngota ya karena gue juga tinggal di desa, cuman dengan gaya hidup anak kota ala-ala gitu -makannya ngomong sok loe-gue gini, maafkan isul yang songong ini- tapi sebagai orang yang jarang menikmati alam kayak gini, rasanya seneng banget bisa berkegiatan di alam terbuka. 

Gue udah lupa kapan terakhir bisa menikmati suasana segar, bau tanah liat, suara hewan-hewan hutan, gemercik air sungai menyatu membetuk irama sambutan kedatangan kita. Bener-bener adem dan seketika pengen berlarian bikin story di SosMed mengabarkan pada mereka kalau alam kayak gini yang kita butuhkan sekarang, biar bisa meredam panas kepala dan nggak saling mencerca.

Gambar dari sini
Tapi gue tahan, nggak mau banyak bercerita di SosMed dan acara ngecamp kemaren gue jadiin ajang belajar meninggalkan dunia fana itu barang sehari atau dua hari.

Gambar dari yang punya akun ini
Sore itu setelah selesai beres-beres barang di dalam tenda, gue keluar berbaur dengan peserta camping lainya.  Gue suka ngobrol, dengan siapapun kalau kalian yang kenal gue, pasti tahu. Kenalan dengan beberapa yang gue temui saat papasan dan nanya-nanya bentar. Salah satu yang gue temui adalah mbak Wardah, penanggung jawab acara Kemah Ceria Das Garang yang diadakan oleh Mercy Corp Indonesia.  Mercy Corp sendiri adalah Lembaga Kemanusiaan International.

Beberapa yang bisa gue rangkum dari ngobrol sore itu dengan mba Wardah adalah acara kemah ceria ini diadakan untuk membangun kembali mindset anak muda tentang pentingnya menjaga lingkungan. Ada sekitar 70 anak muda tergabung di sana sebagai peserta camping. Lokasi acara sengaja di dekat aliran sungai Garang di desa Gogik, Samirang kabupaten Semarang karena penyelenggara dalam hal ini Mercy Corp yang bekerjasa dengan beberapa pihak ingin mengenalkan tentang konservasi DAS atau Daerah Aliran Sungai hulu. Betewe, foto candid gue lagi ngobrol sama mba Wardah ini suka banget, makasih buat yang motoin.

Gambar dari yang punya akun ini
Menjelang makan malam kita sudah disiapkan menu urapan dengan kemasan liwetan memanjang seperti di atas. Lebih membaur dan berasa kekeluargaannya dimalam itu walaupun dari acara dibuka sama host sampai acara selesai, nggak ada bagian saling memperkenalkan diri mewakili masing-masing kelompok. Rada gemes sama host-nya, jujur. Bukan manja segala macam pengen dikenalin satu-satu, tapi kayaknya bakal lebih cair lagi kalau sore itu sebelum rangkaian acara dimulai, dipandu sama hostnya untuk saling memperkenalkan  diri dari masing-masing kelompok. Jadi kita tahu dengan siapa saja kita kemaren ngecamp.

Gambar dari yang punya akun ini
Setelah makan malam selesai, ada acara hiburan malam dari penduduk setempat. Lokasi camping ini emang ada di ujung desa Gogik, jadi melibatkan pokdarwis sana juga untuk turut ambil bagian memperkenalkan desanya. Ada drama desa yang menceritakan tentang orang-orang serakah yang merusak alam demi uang. 

Gambar dari yang punya akun ini
Selain drama, ada juga pertunjukan wayang tenda. Pertunjukan wayang yang menggunakan  tenda sebagai media untuk menampilkan bayangan wayangnya. Acara ditutup dengan renungan malam itu dan dilanjut dengan pembuatan api unggun. 

Bermain dengan Alam

Gambar dari yang punya akun ini
Paginya kita ada acara outbond untuk melatih ketangkasan, kekompakan, kerjasama, konsentrasi, insting,  dan empati. Emang tiap games yang terkandung dalam outbond selalu tersirat makna yang dalam meski tak sedalam gamesnya. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik dalam acara games seperti itu, pelajaran tentang kerjasama team terutama. Kita nggak bisa hidup sendiri kan di bumi ini, makannya kita semua ini team. Harusnya manusia dan alam juga bisa menjadi team, saling kerjasama untuk saling menjaga. -Duh, efek setelah ngecamp dan ketemu alam nih bisa bikin kalimat canggih gitu-




Pengenalan Aplikasi AtmaGo oleh Atma Connect

Diujung acara, setelah selesai outbond dan makan siang ada pengenalan aplikasi baru dari Atma Connect. Namanya AtmaGo, situs web dan aplikasi gratis yang bisa kita gunakan untuk saling bertukar informasi. Ini sangat bermanfaat bagi warga yang tinggal di aliran DAS Garang karena mereka dekat dengan resiko banjir sewaktu-waktu, untuk itu aplikasi AtmaGo ini bisa digunakan sebagai forum melaporkan masalah, berbagi solusi juga, berbagi info tentang isu lingkungan sampai mencari pekerjaan. Sayangnya pas gue tanya bisa sekalian buat nyari jodoh juga, team Atma Connect masih bilang dalam tahap pengembangan gitu. Yaudah emang nyari jodoh mah udah paling pas di Tinder aja, behahaha 

Ini beberapa petunjuk untuk menggunakan AtmaGo ini, yuk coba download dan berkontribusi di sana.




Well walaupun acara closingnya harus disambut dengan hujan yang lebat banget siang itu, keseluruhan acara sih seru banget. Selain dapat temen baru, -uhuk- nambah pengalaman lagi, nambah ilmu tentang DAS Garang ini yang sama sekali belum pernah gue denger sebelumnya, juga ternyata cukup efektif buat balikin feel gue yang sempet ilang kemaren. Jadi balik dari ngecamp gue bawa segepok perasaan seneng dan semangat buat bagaimana kita bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan yang kita tinggali. Jadi pahlawan lingkungan itu nggak susah kok, cukup kita nggak buang sampah sembarangan aja itu akan sangat membantu. 




Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini