Hai teman-teman, apa kabar sampai hari ini? semoga masih diberi kesehatan ditengah hiruk pikuk pandemi ini ya. Teman-teman yang aktifitasnya udah mulai seperti biasa dan adaptasi kebiasaan baru, tetap jaga kesehatan dan selalu disiplin protokol kesehetan. Buat temen-temen yang aktifitasnya belum bisa kembali seperti biasa, tetep semangat. Ini emang nggak mudah, semua sektor dan semua orang berdampak. Banyak yang mengaku stress dengan kondisi sekarang, dipahami kok. Tapi stress nya jangan nyari pelampiasan yang kurang baik ya.
Beberapa teman yang ku kenal, mereka jadi punya banyak hobi baru selama pandemi ini untuk mengatasi kesehatan mentalnya. Banyak yang jadi rajin olahraga, rajin mengurus tanaman,rajin masak, rajin mengotak-atik barang lama sampe bongkar pasang perabot di rumah. Walaupun nggak sepenuhnya mengobati kerinduan melakukan kesibukan seperti biasa, at least hobi-hobi baru tersebut bisa jadi penawar kala bosan membunuh waktu hari demi hari stay di rumah ya.
Selain beberapa aktifitas yang ku tulis dia atas, aku bisa menyarankan teman-teman yang kebetulan baca ini untuk mencoba menulis sebagai cara self healing. Self healing adalah sebuah cara untuk menyembuhkan diri dari sesuatu yang menyebabkan kelelahan atau luka batin. Sebagian besar orang pasti pernah mengalami kelelahan secara emosional yang diakibatkan oleh berbagai hal seperti tututan pekerjaan, tekanan sosial, ditinggal orang kesyangan, rasa bersalah yang terus-menerus dan kondisi saat ini yang serba dibatasi dan worry takut terpapar virus dll, pasti mempengaruhi kesehatan mental.
Nah, ternyata menulis bisa menjadi media penyembuhan bagi masalah psikis. Dalam dunia psikologi yang pernah ku baca, menulis memang jadi salah satu terapi yang bisa dilakukan secara mandiri. Dengan menulis, seseorang dapat mengeluarkan emosi-emosi yang tersembunyi.
Nulisnya Gimana?
Banyak yang bingung memulai tulisan dengan cara seperti apa, dan bagaimana. Akupun sampai sekarang masih butuh waktu untuk berfikir kira-kira mau nulis apa diawal paragraf. Setelah belajar dari pengalaman menulis selama ini yang nggak seberapa, menulis ya tinggal nulis aja apa yang kita rasakan atau ada dalam pikiran saat itu. Lebih mudahnya, menulis untuk tujuan healing, melepas emosi terpendam, at least mencakup tiga hal yakni pikiran, perasaan, dan harapan. Coba awali tulisan dengan "Saya pikir....", "Saya merasa...", "Saya berharap..." akan lebih membantu untuk menyadari apa yang tengah kita pikirkan, rasakan, dan harapkan tentang suatu masalah yang menganggu ketenangan jiwa kita.
Menulis punya kekuatan tersendiri untuk menyembuhkan diri kita dari dalam. Dengan menuliskan segala masalah atau kegelisahan pada sesuatu hal dapat membantu kita melihat masalah dari sudut pandang yang lain lhoh. Menulis mungkin hanyalah kegiatan remeh, tetapi dia bisa menjadi sumber kekuatan ketika kita menuliskan apa yang ada dalam pikiran kita.
Satu-satunya kunci agar menulis bisa menjadi bagian dari self-healing therapy adalah dengan jujur kepada diri sendiri. Jangan pernah membohongi perasaan kita. Pun, jangan menyangkalnya. Hanya menulis aja apa yang kita rasakan, setelah selesai menulis kita baca lagi dan pada akhirnya akan jadi bahan renungan. Ini berdasarkan pengalaman ku seperti ini sih. Berasa lebih lega ketika kita bisa mengutarakan uneg-uneg kita lewat tulisan. Karena sejatinya ada waktu dimana kita lagi nggak pengen cerita permasalahan kita kepada teman atau keluarga secara langsung.
Nulisnya Di mana?
Sekarang banyaak banget platform yang menyediakan lahan untuk kita bisa mengisinya dengan tulisan. Lewat sosial media seperti FB, Twitter atau instagram pun bisa. Tapi sayang, karakter pada platform tersebut dibatasi jumlah katanya. Jadi saranku bisa coba nulis di blog dulu sambil belajar. Siapa tahu ternyata punya bakat menulis, kan bisa diseriusin untuk menulis buku. Generasi milenial harus menjadi pelopor dan pelestari budaya menulis biar bisa membangkitkan sastra Indonesia. Nah kalo udah siap tulisan mu diterbitkan dalam sebuah buku, PT AKOER milik seorang pengusaha yang punya konsen dengan dunia tulis dan kesehatan, pak Kafi barangakli bisa menerbitkan tulisan mu.
Imbangi dengan Banyak Membaca Juga
Jangan Lupa Diimbangi dengan Rajin Membaca Juga biar apa yang kita tulis jadi beragam dan ada sumbernya. Selain menulis, membaca juga bisa menjadi healing. Sekarang, banyak banget buku bersifat memotivasi yang bisa menyemangati pembacanya. Membaca juga akan meningkatkan kualitas diri to, mengurangi insecure serta toxic dalam diri yang fungsunya healing tadi. Membaca apa yang diinginkan ataupun disukai, akan mengurangi stres. Selain itu, dengan membaca akan membuat tubuh menjadi lebih rileks dan membuat kita makin banyak pengetahuan.
Cakep aja sekarang nggak cukup broow, harus ada isinya. Biar asik dan nyambung kalo pas diajak ngobrol atau diskusi sama gebetan. Kan sayang ya udah cakep, udah cocok segala galanya tapi nggak nyambungan pas diaja ngobrol karena kurang pengetahuan. Jadi yuk,, mulai biasakan diri lagi untuk sering membaca. Nggak ahrus bacaan berat kok, baca novel roman picisan ala teenlit pun tak apa kalo emang bisa menambah rasa bahagia. Kan fungsinya healing tadi. Atauu rajin baca artikel dan berita setiap hari di media online yang terpercaya, biar nggak kudet banget kalo diajak diskusi tentang tren berita terbaru.
Kebetulan tanggal 8 September ini adalah Hari Aksara Internasional, jadi yuk mulai tumbuhkan lagi rasa gemar membaca. Jangan status dan komen netijen aja yang rajin dibaca, tapi bacaan yang mengandung ilmu lainnya juga ya. Selamat hari Aksara International