Tied The Knot, merubah pandangan pernikahan secara sederhana

Foto dari Google
Menjadi dewasa emang ngga se-enak bayangan ketika masa kanak-kanak. Dulu tuh jadi orang dewasa kayaknya keren. Bisa nglakuin banyak hal yang nggak bisa dilakukan anak kecil. Setelah sekarang beneran jadi orang dewasa, kok ternyata enakan jaman masih TK ya. Ada yang berasa kayak gini? Pengen balik ke masa dimana kita nggak banyak hal yang dipikirin. Karena ternyata dewasa itu banyak yang harus dipikirkan.

Selain banyak yang dipikirin, salah satu yang merepotkan menjadi dewasa adalah banyak tuntutan juga. Dewasa harus bisa ini itu sendiri karena bukan bayi lagi. Tuntutan yang paling nyebelin menjadi orang dewasa datang ketika menjelang lebaran. Iya?? Bukan tuntutan bagi-bagi angpao nya, tapi pertanyaan yang 'menuntut' dari keluarga besar.

Klise emang, tapi ini beneran terjadi. Pertanyaan menuntut kapan nikah!! Di cucu-cucu nya embah cuman gue yang belum nikah bahkan belum ngenalin pacar juga. Jadi suka di bully emang.

Sejujurnya emang belum kepikiran untuk pernikahan. Setidaknya untuk waktu dekat ini, kalau sesuai rencana gue masih pengen kerja yang baik dulu dua atau tiga tahunan lagi sih. Entahlah, takdir yang bisa matahin rencana itu. Siapa tahu minggu depan ada yang nglamar dan terus beneran takdir jadi nikah kan ngga ada yang tahu. Tapi ngehe !! bhaha
Yang jelas gambaran pernikahan itu sendiri belum ada sama sekali. Setidaknya sebelum gue baca buku Tied The Knot milik mba Alma.

Buku itu ngasih gambaran tentang pernikahan secara sederhana. Sebenernya nemu bacaan ini udah dari awal tahun banget, tapi masih di aplikasi Wattpad. Gue pernah nulis tentang ini waktu masih belum dicetak, CEK DISINI

Secara singkat tentang buku itu adalah Rian dan Dee tokoh utama yang menikah karena perjodohan. Penggambaran tokoh dalam cerita itu cukup realistis dan memang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Bukan tipe tokoh tokoh dan cerita yang delusional. Konflik yang disuguhkan juga bukan konflik yang berat. Memang ada orang masa lalu yang tiba-tiba muncul.
Tapi kayanya buku itu juga lebih di fokuskan pada konflik internal rumah tangga seperti, saling terbuka satu sama lain, saling menerima, masalah keuangan dan pentingnya komunikasi dalam suatu hubungan.

Proses bagaimana cinta datang karena terbiasa itu benar-benar di kemas apik. Bagaimana keikhlasan kita menerima pasangan dan menjalani rumah tangga. Menyatukan dua pemikiran yang berbeda. Menyamakan pendapat. Dan bagaimana caranya kita bersyukur. seperit take and give mungkin ya, kalau loe bisa memberi dengan ikhlas,  loe juga akan bisa menerima dengan ikhlas.

Selain itu bakti seorang anak pada Ibu juga lebih ditonjolkan dalam buku ini. Bagaimana interaksi Rian pada Mamanya. Dan bagaimana hati Dee berusaha menerima alasan dari semua problem masa lalunya dengan Sang Mama. Dari ini gue belajar kalau Laki yang sayang dan hormat sama Ibu nya, biasanya juga akan menghormati pasanganya.
Kayaknya cowok juga bagus baca novel ini, biar dia tau bagaimana cara treat women better. Bagaimana wanita memandang sisi lainnya laki-laki. Bagaimana menjadi seorang family man. Menjadi pria bertanggung jawab pada istri dan anaknya kelak. Dan tau bagaimana rasa sakitnya perempuan yang akan melahirkan.

Duh beneran kasih gambaran sederhana tentang pernikahan bahkan menikah dengan seseorang yang belum kita kenal sekalipun. Dan buku itu beneran merubah cara pandang gue tentang sebuah pernikahan.

Sebenernya ada banyak buku yang gue baca juga apalagi yang berkisah tentang pernikahan, cuman ngga tahu kenapa cuman ini yang bisa ngasih kesan nikah itu menyenangkan. Ditambah kalau kita nemu pasangan yang tepat. Nah tepatnya itu yang PR banget.

Kesimpulan dari tulisan ini selain merubah pandangan tentang pernikahan juga banyak baca akan membuat kita memiliki banyak referensi untuk berfikir tentang sesuatu hal. Pernah dengar kalau membaca adalah jendela dunia kan? itu nggak bulshit kok, itu realita.

Jadi itu buku terakhir yang gue baca tahun ini selain buku otobiografi nya bu Any Yudhoyono dan cukup ngaruh sama hidup gue. Selain bikin standard krietria sumai gue makin tinggi sih ya.

Begitulah gue menjawab tantangan dari mba Vita Cek SINI untuk kenalan siapa yang ngasih tantangan ke gue ditulisan kali ini dan juga mba Anita CEK SINI. Masih tentang arisan blog dari GR...









Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini