Mengubah apalagi menghilangkan tradisi itu susah banget emang. Apalagi kalau tradisi itu udah ada sejak kapan tahu orang memulainya. Kayak tradisi perayaan yang nggak akan bisa dihapus dari peradaban manusia. Dasarnya emang manusia itu butuh moment, jadi emang tiap tanggal tertentu harus dirayakan sebagai moment tertentu.
Moment yang sedang hangat dibicarakan bulan Desember ke Januari tentu saja tentang moment natal dan pergantian tahunya. Kalau natal mungkin nggak semua orang merayakan, tapi kalau pergantian tahun pasti lebih banyak yang merayakan dari pada yang enggak.
Gue bukan kategori yang merayakan pergantian tahun. Nggak tahu kenapa nggak terlalu suka karena ya yang istimewa dari pergantiannya apa sih? it was a moment dan itu bukan sesuatu yang penting buat gue rayain. Orang ulang tahun sendiri aja gue biasa, gimana bisa gue harus terlibat dalam perayaan macam tahun baru.
Yang menarik buat gue dalam moment pergantian tahunya adalah mengingat kembali apa yang udah gue kerjian tahun lalu dan apa yang harus gue tingkatin di tahun ini. Orang biasa nanya pencapain tahun lalu dan resolusi tahun baru juga ada beberapa yang nanya tentang hal yang paling berkesan selama 2017 kemaren, kayak Nuza beauty blogger hits Semarang dan Bu Tanti, blogger hits dari Pekalongan. Dan jawaban gue tentang moment berkesan selama 2017 itu ada di cerita kali ini.
1. Target Wisuda tercapai
Setelah ketinggalan wisuda beberapa kali dari temen angkatan, akhirnta tercapai juga target wisuda bulan Maret tahun 2017 lalu. Tentang resolusi wisuda ini udah pernah gue catat dalam postingan blog, Baca Di sini
Akhirnya bisa pamerin foto ini juga di blog. Kapan bulan itu sejak abis wisuda gue udah ngedraft tentang perjuangan gue dapetin toga kayak dulu gue pernah nulis tentang perjuangan gue bisa ikut sidang seminar skripsi gue Baca di sini drama sidang proposal itu, tapi sampai tulisan ini dibuat tetep aja belum diterusin draftnya. Dan kayaknya basi juga kalau di posting sekarang-sekarang ini, mana tanggungan utang tulisan masih banyak. Jadi yaudah menguap begitu saja.
Alasan kenapa moment ini jadi spesial banget tahun 2017 kemaren ya karena ini salah satu step baru dalam hidup gue. Menjadi sarjana buat gue dulu itu kayak tinggi banget karena kondisi ekonomi keluarga sejak ditinggal Bapak itu nggak stabil . Emak gue nyari duit sendiri buat hidupin kita ber empat dan sedang sekolah semua. Buat biaya sekolah itu ibu sampe jual perhiasan-perhiasannya dan beberapa tinggalan bapak. Jadi bisa lulus SMA aja udah bersyukur. Tapi abang gue bisa lanjut kuliah dengan biaya sendiri karena sambil kerja, dan gue tiru polanya. Cuman alhamdulilah dari semester awal sampai lima itu biaya kuliah masih dibayarin ibu, setelahnya karena adek juga masuk kuliah dan butuh dana jadi gue mulai sambil kerja dan bisa biayai kuliah gue sendiri sampai biaya wisuda kemaren.
Prosesnya untuk menjadi sarjana itu yang nggak bisa gue lupain, berat ternyata kuliah sambil kerja dan masih mikir biaya kuliahnya juga. But i get it, dan setelah semuanya selesai jadi kayak dapat penghargaan buat diri sendiri. Seneng banget. Ya walaupun sekarang 'sarjananya' belum bisa dipakai secara maksimal buat lamar kerja -huukk- tapi ilmunya insyallah akan terus kepakai.
Alasan kenapa moment ini jadi spesial banget tahun 2017 kemaren ya karena ini salah satu step baru dalam hidup gue. Menjadi sarjana buat gue dulu itu kayak tinggi banget karena kondisi ekonomi keluarga sejak ditinggal Bapak itu nggak stabil . Emak gue nyari duit sendiri buat hidupin kita ber empat dan sedang sekolah semua. Buat biaya sekolah itu ibu sampe jual perhiasan-perhiasannya dan beberapa tinggalan bapak. Jadi bisa lulus SMA aja udah bersyukur. Tapi abang gue bisa lanjut kuliah dengan biaya sendiri karena sambil kerja, dan gue tiru polanya. Cuman alhamdulilah dari semester awal sampai lima itu biaya kuliah masih dibayarin ibu, setelahnya karena adek juga masuk kuliah dan butuh dana jadi gue mulai sambil kerja dan bisa biayai kuliah gue sendiri sampai biaya wisuda kemaren.
Prosesnya untuk menjadi sarjana itu yang nggak bisa gue lupain, berat ternyata kuliah sambil kerja dan masih mikir biaya kuliahnya juga. But i get it, dan setelah semuanya selesai jadi kayak dapat penghargaan buat diri sendiri. Seneng banget. Ya walaupun sekarang 'sarjananya' belum bisa dipakai secara maksimal buat lamar kerja -huukk- tapi ilmunya insyallah akan terus kepakai.
2. Bikin acara Grand Opening cafe bareng Titik Tengah Partnership
Di postingan sebelumnya cerita-akhir-tahun gue udah singgung tentang kegiatan gue yang sekarang sedang ngembangin partnership bareng temen blogger gue. Dan dalam jalannya pengembangan itu kita dapat project buat membranding sebuah cafe baru di Semarang. Kita garap dari gathring media dan blogger buat pengenalan sampai dengan soft opening dan grand opening. Gue emang baru terlibat di Grand Openingnya dan itu gue bisa bilang pencapaian yang berkesan.
Sebagai lulusan anak komunikasi, bikin event-event macam itu sebenenrnya nggak asing buat gue. Jaman di kampus tugas akhir gue berhubungan dengan project event dan pemasaran. Tapi event yang kita bikin ya bertanggung jawab atas team kita sendiri, jujur gregetnya nggak begitu berasa. Kalo ini bener-bener tantangan karena kita nggak bisa bikin event semau kita. Tanggung jawab
kita langsung dengan clien.
Ini team kita waktu itu, dua laki-laki di atas temen kampus gue. Adek angkatan sih tepatnya yang gue ajak gabung buat bantu hal-hal teknisnya karena acara kemaren itu beneran gede banget untuk skala semi EO yang baru dibentuk. Dua perempuan lainya selain gue, adalah mbak mbak inspiratif gue di komunitas blogger yang gue ikuti juga foundernya titik tengah sendiri.
Ini team kita waktu itu, dua laki-laki di atas temen kampus gue. Adek angkatan sih tepatnya yang gue ajak gabung buat bantu hal-hal teknisnya karena acara kemaren itu beneran gede banget untuk skala semi EO yang baru dibentuk. Dua perempuan lainya selain gue, adalah mbak mbak inspiratif gue di komunitas blogger yang gue ikuti juga foundernya titik tengah sendiri.
Buat gue yang paling berkesan dalam satu event itu adalah gue bisa kenal dan tahu lebih banyak orang lagi, belajar banyak hal lagi tidak hanya tentang pekerjaan tapi pergaulan juga. Komplet sih. Dan setelah itu membuka jalan-jalan yang lainya.
3. Jadi Narasumber dalam suatu acara
Sudah gue singgung sedikit juga tentang pengalaman jadi narasumber di sebuah acara talkshow bersama kominfo Jateng dalam link postingan di atas. Menjadi narasumber dalam acara muda mudi inspiratif Jawa Tengah sebagai blogger. Ini beneran achieve banget buat gue selama menjadi blogger.
Narasumbernya nggak maen-maen, dari diskominfo, dari duta museum Jateng, dan ada dari owner Fresh Hasan. Awalnya sempet ciut begitu tahu tema yang dibahas dan narasumber lainnya, cuman gue berusaha meyakinkan diri sendiri untuk mau dan mampu menjadi diri sendiri dengan keunggulan sendiri yang pasti beda dengan narasumber lainya.
Bahkan dalam sesi tanya jawab, beberapa banyak yang tertarik untuk menanyakan tentang kegiatan ngeblog gue dan bagaimana menjadi orang yang inspratif. Sebenrnya terlalu berat ya menyandang kata inspiratif bagi orang lain karena kesan inspiratif ini sudah melakukan hal besar untuk orang banyak. Sementara yang gue kerjakan selama ini ya masih begitu-begitu saja, cuman kalo ditanya sebagai bloggernya gue bisa jelasin kalau ini tentang peluang dan kesempatan.
Ada banyak blogger di luar sana yang lebih hebat dibanding gue, yang bisa dijadikan sebagai narasumber. Cuman kesempatan itu datang ke gue dulu, jadi ya yang ada di sana ya gue dulu. Itu kenapa gue tekankan kemaren jangan pernah tolak sesempatan yang udah datang, apapun itu ambil dulu. Kadang emang merasa nggak percaya diri sih, tapi loe harus berani melawan rasa takut itu. Kalau loe kalah, ya loe akan selamanya ada di tempat itu dan nggak bergerak. Kalau loe bisa melewati rasa takut dan nggak percaya diri itu maka loe akan naik satu level lagi ke tangga yang lebih tinggi. Konsep itu juga yang kemaren gue terapin dalam diri buat melawan takut.
Bahkan dalam sesi tanya jawab, beberapa banyak yang tertarik untuk menanyakan tentang kegiatan ngeblog gue dan bagaimana menjadi orang yang inspratif. Sebenrnya terlalu berat ya menyandang kata inspiratif bagi orang lain karena kesan inspiratif ini sudah melakukan hal besar untuk orang banyak. Sementara yang gue kerjakan selama ini ya masih begitu-begitu saja, cuman kalo ditanya sebagai bloggernya gue bisa jelasin kalau ini tentang peluang dan kesempatan.
Ada banyak blogger di luar sana yang lebih hebat dibanding gue, yang bisa dijadikan sebagai narasumber. Cuman kesempatan itu datang ke gue dulu, jadi ya yang ada di sana ya gue dulu. Itu kenapa gue tekankan kemaren jangan pernah tolak sesempatan yang udah datang, apapun itu ambil dulu. Kadang emang merasa nggak percaya diri sih, tapi loe harus berani melawan rasa takut itu. Kalau loe kalah, ya loe akan selamanya ada di tempat itu dan nggak bergerak. Kalau loe bisa melewati rasa takut dan nggak percaya diri itu maka loe akan naik satu level lagi ke tangga yang lebih tinggi. Konsep itu juga yang kemaren gue terapin dalam diri buat melawan takut.
Sebenrnya masih ada beberapa hal-hal berkesan lainya sih tahun 2017, banyak banget malah. Kayak gabung di komunitas Genpi yang akhirnya bisa jadi penggerak wisata, gabung jadi blogger deswita, ikut beberapa famtrip-famtrip undangan dari dinas pariwisata beberapa kota di Jawa Tengah dan bahkan bisa ngetrip bareng 16 Warga negara asing lainya.
Pencapaian itu tidak selalu dinilai dengan penghargaan, yang tahu progres dari pencapaian diri kita ya kita sendiri. Nggak harus melalui hal besar, progres dari yang sebelumnya nggak bisa lupain mantan terus akhirnya bisa move on aja itu pencapaian kok. Jadi jangan merasa kecil dengan apa yang sudah kita beroleh sekarang, setiap orang mengalami proses yang berbeda karena memiliki latar belakang yang berbeda juga. Jadi kalo tahun lalu temen loe lebih bersinar, jangan dibikin ciut. Jadikan motivasi diri gimana temen loe bisa sedangkan loe enggak.