Belajar Produk Branding bersama Dinkop Provinsi dan 120 UKM se-JaTeng


Branding merupakan sesuatu yang esensial kalau pengen suatu merek atau produk untuk tidak hanya dikenal masyarakat, tapi juga untuk memiliki masa hidup yang panjang. Pada dasarnya, branding merupakan cara merek tertentu menyampaikan makna sebuah produk agar memiliki jiwa. Makna tersebut harus dibuat dengan menarik dan diceritakan dengan cara yang selalu baru agar tetap relevan di masyarakat.

Tentang branding itu, sebenernya aku udah pernah belajar beberapa tahun lalu. Cuman emang branding yang ku pelajari selama ini masih personal brandingnya. Dan Minggu lalu, aku diajak Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah untuk meliput dan mendampingi teman-teman UKM dari beberapa daerah di JaTeng untuk mengikuti Workshop Pengembangan Branding Produk UKM. Oke, ilmunya nambah lagi kali ini tentang branding produk. Mari belajar dan bercerita.


Acara ini diadakan oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi JaTeng untuk membantu UKM yang ada di JaTeng mengembangkan produknya melalui konsep branding yang baik. Menurut bu Ema, Kepala Dinas Dinkop bahwa branding bagi UKM diperlukan untuk menguatkan citra diri dan produk mereka. Saat ini UKM di Jawa Tengah diperkirakan berjumlah 5 juta unit usaha, tapi yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) baru 115.000. Dan kemaren kurang lebih 120 UKM yang beruntung bisa mengikuti workshop. Untuk memberikan materi tentang produk branding ini, Dinkop Provinsi meng-hire team branding dari Jakarta yang sudah berpengalaman.

Bagaimana Cara Membangun Brand


Mas Arto Soebiantoro, dari gambaranbrand.com team yang fokus mengembangkan merek-merek lokal Indonesia. Selama dua hari kita belajar dari mas Arto tentang bagaimana seharusnya membangun branding sebuah produk. Penting karena brand menjadi identitas sebuah produk, kalau produk diperkuat dengan brand atau merek maka dia semakin gampang diterima pasar dan memiliki umur yang panjang. Cara gampang bagaimana produk bisa diterima pasar ya menyentuh konsumen dengan lima panca indera. 

Pertama panca indera mata, melalui kemasan. Melalui panca indra lidah dengan kualiats rasa yang baik jika produknya makanan. Panca indra penciuman melalui bau makanan, telinga dan hati digunakan untuk mendengar story telling dibalik sebuah nama brand tersebut. Adanya sentuhan personal dibalik sebuah brand biasanya akan semakin memperkuat brand tersebut.

Secara singkat, gimana membangun brand ada tiga tahapan.

  1. Pertama pondasi
    pada tahapan ini menyiapkan konsep dari nama brand, logo, tagline, keunggulan dan kekurangan produk, kemudian target marketnya. Untuk tahapan pondasi ini usahakan seunik dan semenarik mungkin.  Setelah semua siap, baru ke tahapan selanjutnya.
  2. Komunikasi
    Tahapan Komunikasi ini adalah bagaiman brand mulai dikenalkan pada pasar. Ditahap ini sudah bermain dengan strategi bagaimana brand masuk dan menyentuh emosional masyarakat yang menjadi segmen sebuah brand. Bikin strategi yang se-relate mungkin dengan masyarakat biar brandnya semakin diingat.
  3. Evaluasi
    Tahap ini tahap ketika proses komunikasi sudah berjalan paling tidak tiga atau enam bulan pertama. Bagaimana respon pasar dan ke-efektivitas komunikasinya. Tiga tahapan ini akan aku jabarkan sedikit lebih panjang di postingan mendatang.

Beberapa Produk UKM yang dipamerkan di Workshop Kemaren








Ada banyak sekali produk-produk rumahan kemren, tapi ngggak bisa kefoto satu persatu. Beberapap yang masih ku ingat produknya :

  1. H.I Coklat dari Purworejo. Olahan coklat asli
  2. MCI Seragam sekolah dari kebumen
  3. Banana Chips dari Temanggung. Olahan segala macam pisang
  4. Furnistik Woodworking dari MAgelang. Kerajinan tangan dari kayu untuk souvenir
  5. Opak Ndeso dari Wonosobo.Olahan kerupuk
  6.  Kopi Slerep dari Temaggung
  7. Berkah Peyek dari Purwoejo. Ini favorit karna bener-bener resh idenya, peyek lombok!!
  8. Maneh Keripik Talas dari Purworejo
  9. Lezzad kerupuk dan stik tulang lele. Ini juga favorit karna idenya masih fresh juga.
  10. Ayuma lanting dari Kebumen. 

Beberapa produk UKM ini sudah sangat layak untuk dilepas dipasaran swalayan, maka dari itu pada hari ke dua Dinkop menghadirkan beberapa perwakilan pasar swalayan yang diharapkan  akan terjalin sebuah kerja sama dengan para UKM yang mengikuti workshop. Barangkali produk UKM yang sudah memenuhi syarat masuk swalayan bisa langsung diprospek.


Setelah dua hari mendapat materi tentang strategi produk branding itu, kita diminta untuk mebuatt sebuah perencanaan branding strategi dalam sebuah lembar kerja yang nanti akan dinilai langsung oleh mas Arto dan team.



Empat terbaik akan mendapat apresiasi dari Dinkop dan juga hotel Semesta tempat diselenggarakannya acara kemaren.


Setelah terpilih empat terbaik tentang produk brandingnya, hari ke tiga kita dibagi kelompok untuk melakukan perjalanan PKL ke beberapa UKM yang sudah berhasil. Ini cerita jalan-jalan ke UKM nya sambung postingan selanjutnya ya.

Intinya, cintai dan support produk lokal karena kualitas nggak kalah oke sama produk luar. Setuju yaaa....
Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini