Hampir 90 persen orang dengan prediabetes tidak menyadari bahwa mereka berisiko diabetes. Gejalanya bisa sulit dikenali meskipun gula darah lebih tinggi dari yang seharusnya, tetapi belum cukup tinggi untuk diagnosis diabetes.
Beberapa orang dalam tahap prediabetes ini bisa jadi sudah mengalami tanda-tanda diabetes, misalnya sering merasa haus, sering buang air kecil, kelelahan atau penglihatan kabur. Tetapi gejala ini memang biasanya dirasakan orang yang sudah masuk tahap diabetes. Pada prediabetes, lebih sering tidak menyadari gejalanya.
Karena itu, penting untuk menyadari faktor risiko utama prediabetes agar tidak menjadi diabetes. Berikut lima faktor risiko diabetes yang KalbarOnline lansir dari guesehat.com.
Lima Faktor Risiko Diabetes
Beberapa faktor risiko diabetes berikut seharusnya menjadikan Kamu lebih waspada dan mulai mengubah gaya hidup mulai sekarang. Jika perlu segera cek ke dokter.
1. Berusia 45 tahun ke atas
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan skrining diabetes setiap tahun, dimulai pada usia 45 atau bahkan lebih muda, jika Kamu memiliki faktor risiko utama lainnya.
Menurut dr Marwan Hamaty, ahli diabetes dari Cleveland Clinic, Amerika Serikat, kemungkinan terkena diabetes secara signifikan lebih tinggi seiring bertambahnya usia.
“Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi dan jumlah sel yang memproduksi insulin. Tanpa jumlah insulin yang cukup, glukosa yang biasanya masuk ke sel-sel tubuh akan terjebak di aliran darah, dan dalam jangka panjang berpotensi pada kesehatan yang serius.
2. Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita diabetes
Memiliki kerabat tingkat pertama seperti orang tua atau saudara kandung dengan diabetes akan menggandakan risiko Kamu juga memiliki diabetes hingga beberapa kali lipat. Bahkan mungkin tiga kali lipat.
Tetapi riwayat keluarga ini bukan sesederhana masalah genetik, namun lebih pada kebiasaan hidup yang sama. Kebiasaan hidup yang sama ini misalnya pola makan di keluarga dan perilaku lain yang merupakan faktor risiko diabetes.
Jika, misalnya, Kamu dibesarkan dalam keluarga yang tidak aktif secara fisik dan makan makanan dalam porsi beasr setiap hari, kemungkinan besar Kamu akan melakukannya hingga dewasa. Kebiasaan tidak sehat inilah yang bisa diubah, meskipun secara genetik tidak bisa.
Meskipun gen di keluarga Kamu dekat dengan diabetes, selama gaya hidupmu sehat, maka diabetes bisa dicegah.
3. Kamu kelebihan berat badan
Bagi banyak orang dengan riwayat diabetes di keluarga. berat badan adalah tanda bahaya yang harus disikapi dengan serius. Menurut ahli, jumlah gen yang sudah diidentifikasi meningkatkan risiko diabetes saat ini lebih dari 100. Semakin banyak Kamu memilikinya, semakin tinggi risiko diabetes.
Gen obesitas ini juga salah satunya. “Untuk orang kurus, setidaknya dibutuhkan enam gen tertentu untuk menjadi diabetes. Tetapi, pada orang-orang dengan obesitas, hanya dibutuhkan dua gen saja sudah bisa menjadi diabetes,” ujar Hamaty.
Satu penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia, menunjukkan bahwa indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi meningkatkan risiko diabetes, terlepas dari apakah seseorang memiliki faktor genetik diabetes atau tidak, dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
Bukan hanya BMI yang penting, distribusi lemak di tubuh juga menentukan. Lemak di sekitar pinggang (pada orang dengan bentuk badan apel), lebih berisiko memiliki diabetes dan penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung dan gagal ginjal.
Lemak di daerah pinggang dan perut sangat aktif secara metabolik, yang berarti bahwa lemak sentral ini melepaskan hormon dan zat biologis lainnya yang merusak organ dan pembuluh darah.
Jadi jelas sekali ya, bahwa dengan menurunkan berat badan dapat menunda kondisi prediabetes menjadi diabetes.
4. Kamu menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak
Penelitian menunjukkan, mayoritas manusia saat ini menghabiskan lebih dari setengah hari setiap hari untuk duduk. Gaya hidup ini dianggap menjadi salah satu penyebab naiknya penderita diabetes di seluruh dunia.
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak semakin memperburuk resistensi insulin, dan menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine & Sport Science, akan meningkatkan risiko diabetes hingga 112 persen lebih besar.
Untuk mencegah diabetes, terutama bagi Kamu yang sudah prediabetes, sebaiknya berolahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan aktivitas aerobik intensitas sedang (seperti jalan cepat) dan dua hingga tiga sesi latihan kekuatan setiap minggu.
Jika belum bisa berolahraga, minimal bangun dari duduk setiap setengah jam dan melakukan beberapa bentuk aktivitas selama beberapa menit, baik itu peregangan, lompat tali, atau berjalan di tempat.
5. Kamu pernah menderita diabetes gestasional
Sekitar 10 persen wanita hamil mengalami diabetes gestasional, yakni diabetes selama kehamilan. Meskipun kadar gula darah akan turun kembali setelah melahirkan, wanita tersebut tetap berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.(*)