Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan. (Ho-Prokopim Setda Kubu Raya) |
Kubu Raya, Kalbar - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan optimistis stunting di Kubu Raya tahun 2022 bisa kembali turun ke angka enam persen.
Tak hanya itu, ia yakin dengan digerakkannya 496 ketua kader Posyandu di Kubu Raya, semua ibu hamil bisa diperiksakan dan bayi balita bisa ditimbang dengan baik.
“Sebanyak 496 ketua kader Posyandu, kalau ditotal keseluruhan, sekitar kurang lebih 2.500 kader yang tersebar di sembilan kecamatan."
"Ini merupakan langkah untuk melakukan penguatan dan konsolidasi agar dengan strategi 'kepung bakul' Posyandu bisa berkolaborasi hingga tingkat bawah,” kata Muda Mahendrawan usai menghadiri Temu Kader Kesehatan di Qubu Resort Kubu Ray, Selasa (18/10) pagi.
Muda memaparkan, di tahun 2019 angka stunting sebesar 23,60 persen, di tahun 2020 turun menjadi 13,40 persen, dan tahun 2021 stunting Kabupaten kubu Raya kembali turun 5,5 persen menjadi 7,9 persen.
“Saya meyakini, 2022 ini optimistis angka stunting enam persen. Stunting ini lebih banyak dipengaruhi faktor psikis. Jika semua bisa digerakkan, peduli, dan merasa diperhatikan, maka stunting di Kubu Raya akan jauh lebih turun lagi,” katanya.
Muda mengungkapkan berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) Desember 2021, jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kabupaten Kubu Raya sebesar 7,9 persen. Angka tersebut berada di bawah target nasional yaitu 14 persen.
“Ini merupakan pencapaian yang sangat baik dan menandakan bahwa kita sudah on the track dalam upaya menuju zero stunting," jelasnya.
Muda menyatakan kader Posyandu diandalkan paling depan karena posisinya paling dekat dengan masyarakat, terutama dalam keseharian.
“Kader ini mengetahui kondisi ibu hamil dan bayi balita sehingga dilakukan gerak cepat untuk mengantisipasinya. Bahkan untuk mengantisipasi itu, kami wajibkan setiap desa memiliki USG portable. Jadi kita tahu dari mulai hamil hingga melahirkan,” harap Muda.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan pertemuan dengan 496 ketua kader Posyandu yang tersebar di 20 puskesmas dan 9 kecamatan bertujuan untuk merevitalisasi peran dan tugas Posyandu dalam menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi/balita (AKB).
“Dengan adanya pertemuan ini, semua kader kesehatan bisa melakukan langkah percepatan untuk menurunkan AKI, AKB, gizi buruk, dan stunting,” katanya.
Marijan juga berharap para kader posyandu bisa mengawal seribu hari pertama kehidupan (HPK) dan ibu hamil dengan memberikan makanan tambahan.
“Makanya saya meminta kader kesehatan agar bisa mengetahui ibu hamil yang ada di desa dan dusun, sehingga langkah awal untuk menurunkan AKI dan AKB, gizi buruk, dan stunting ini bisa sedini mungkin dideteksi. Di antaranya yaitu melalui program Selasa-Jumat (Salju) terpadu,” katanya.
Dia menambahkan, Salju Terpadu merupakan program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan.
“Dengan sistem jemput bola, di hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan keluarga. Seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin, KB, kandungan, dan persalinan. Sedangkan di hari Jumat diberikan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular,” ucapnya.
(Ian/Syamsul)
Artikel ini telah ditayangkan di BorneoTribun dengan Judul Tekan Angka Stunting, Kubu Raya Gerakkan Kader Posyandu, Link: https://www.borneotribun.com/2022/10/tekan-angka-stunting-kubu-raya-gerakkan.html