27 Kasus DBD Tersebar, Kapuas Hulu Tekankan Pencegahan Melalui 3M Plus

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menekankan pentingnya upaya pemberantasan sarang nyamuk sebagai langkah efektif dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Kastono, menyampaikan bahwa melibatkan masyarakat dalam gerakan 3M plus merupakan strategi yang cukup berhasil, termasuk di lingkungan sekolah.

"Kami minta masyarakat turut serta melakukan pencegahan DBD dengan cara 3M plus, karena cara itu cukup efektif, termasuk di lingkungan sekolah," ujar Kastono di Putussibau Kapuas Hulu pada hari Selasa.

Gerakan 3M plus melibatkan kegiatan seperti menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Kastono menjelaskan bahwa hingga pekan ketiga Januari 2024, Kabupaten Kapuas Hulu telah mencatat 27 kasus DBD yang tersebar di 10 kecamatan. Rincian sebaran kasus DBD melibatkan beberapa kecamatan, antara lain Putussibau Utara, Kalis, Mentebah, Boyan Tanjung, Pengkadan, Seberuang, Sekitau, Silat Hilir, Embaloh Hilir, dan Bunut Hilir.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu telah mengambil berbagai langkah untuk menangani dan mencegah penyebaran DBD, termasuk penyuluhan di lingkungan sekolah, sosialisasi kepada masyarakat, dan kunjungan ke rumah penduduk serta keluarga pasien di rumah sakit.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan prinsip 3M plus dianggap sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Kastono menekankan bahwa pengasapan juga dilakukan secara rutin, namun gerakan 3M plus secara massal dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif.

Tidak hanya itu, penyuluhan tentang pengenalan ciri-ciri penyakit DBD juga menjadi bagian dari upaya pencegahan. Oleh karena itu, masyarakat yang mengalami gejala DBD diminta untuk segera mencari penanganan medis.

"Jangan terlambat dalam penanganan pasien, jika ada keluarga atau anak mengalami demam tinggi segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," tambah Kastono.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Artikel ini telah ditayangkan di BorneoTribun dengan Judul 27 Kasus DBD Tersebar, Kapuas Hulu Tekankan Pencegahan Melalui 3M Plus, Link: https://www.borneotribun.com/2024/01/27-kasus-dbd-tersebar-kapuas-hulu.html
Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini