Membatasi Kepercayaan Pada Teman??


Gue nggak tahu apakah ini perlu banget atau enggak, tapi akhir-akhir ini pemikiran gue tentang pertemanan banyak berubah. Banyak yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini dan ya tadi jadi mengubah pemikiran gue tentang apa itu teman dan kudu bagaimana berteman. Teman gue nggak banyak, dari jaman SMP gue emang nggak pandai berteman. Ketika nyaman dengan satu atau dua orang, yaudah gue bakal temenan sama dia aja tapi ya nggak kayak trek gandeng juga yang ke mana-mana harus sama dia. Jaman SMA, gue lebih parah lagi circle pertemanannya. Cuman tahu teman sekelas dan beberapa teman seangkatan, tapi ya sebatas kenal karena nggak ada yang jadi teman dekat. Jadi, nggak ada dalam cerita gue reonian sama temen segeng jaman SMA. 

Masuk kulih, gue sempet ada temen deket. Tapi nggak lama karena semester dua dia cabut nggak nerusin kuliahnya. Walaupun begitu tapi kita tetep temanan dan sering ketemu di luar kampus. Di kampus sendiri gue nggak punya temen deket yang apa-apa bisa gue ceritain. Kan sebenenrnya asik ya ada temen bergunjing kala dosen ngebosenin ngajarnya, atau bergunjing tentang temen lainnya yang nggak asik karena sok pengen keliatan pinter sendiri. Pertemanan gue yang terjalin jaman kuliah hanya sebatas teman kuliah yang berinteraksi wajar dan seperlunya aja. Bukan pertemanan yang abis selesai kuliah mau jalan bareng ke mall atau karaokean bareng. No, gue nggak sedekat itu sama temen-temen kampus. 

Setelah lulus kuliah, gue merasa circle pertemanan gue banyak berkembang, cukup pesat bahkan kalau dibandingkan jaman sekolah dan kuliah dulu. Bisa dibilang dari ngeblog inilah akhirnya gue menemukan teman-teman baru, gabung komunitas baru termasuk pengalaman baru juga. Pengalaman yang pengen gue bagi kali ini tentang bagaimana seharusnya kita berteman. Gue akui cara gue berteman dulu buruk banget. 


Circle pertemanan gue membaik beberapa tahun terakhir ini, ya setelah gabung dibeberapa komunitas dan aktif berkegiatan sosial. Tapi, punya teman yang banyak dan luas juga ternyata nggak semengasikan bayangan gue dulu. Justru banyak dramanya. Itulah yang gue hindari dari dulu, gue nggak suka drama kecuali drama korea. Yang gue rasakan selama teman dan kenalan gue bertambah ini, ternyata drama hidup juga bertambah. Gue nggak tahu apakah emang gue salah ketemu orang-orangya jadi meninggalkan kesan yang kurang baik dengan pertemanan itu. Atau gue sendiri yang salah dalam berteman. 

Ini terjadi dicircle pertemanan kalian juga nggak sih, dimana antara satu dengan yang lain saling ngomongin dibelakang? sedangkan di depan keliatan baik-baik saja. Haha, kan kampret banget ya. Setelah saling ngomongin bla bla, eh besokannya gabung dalam sebuah project. Lah, kemaren katanya nggak suka sama gue kok sekarang ngajakin kerja sama. Gimana dong. Ada yang kayak gitu?? Kemaren ada yang bilang katanya nggak cocok sama si A, nggak mau deket-deket banget sama si A. Eh besokannya lagi, tahu-tahu bikin story lagi ngopi sama si A. Ini kampret juga nggak sih? 

Ada lagi yang lebih kampret ketika ada temen loe yang nggak suka sana loe entah punya masalah apa sama loe, eh ngajakin temen-temen lainnya buat nggak suka sama loe juga. Ini sih udah nggak childish lagi, tapi bayi!! manalah yang diajak buat nggak suka nurut-nurut aja, lebih bayi lagi itu yang nurut-nurut aja. 
Drama-drama kecil kayak gitu kalau dirangkai terus bakal bikin stres juga. nanti udah nggak drama lagi, jadinya film malah. Serius. Terus tahhu-tahu pecah sediri saking seriusnya. Gitu-gitu doang kalau kita berteman dalam komunitas sih menurut gue. 

Tujuan gabung dalam komunitas tentunya untuk menambah ilmu dan pengalaman juga kenalan dong. Kalau dapatnya drama ya mending menyingkir aja. Daripada gangguang ketenangan terancam.

Beberapa hal yang bisa gue tarik dari pengalaman drama pertemanan macam itu ya jangan mudah percaya sama temen sih. Serius, itu bisa memproteksi diri kita dari macam drama. Deket boleh, tapi jangan kebangetan. 
Karena itu juga, belakangan gue mulai membatasi diri untuk nggak sesering dulu kumpul-kumpul sama temen komunitas. Sewajarnya aja, datang ketika emang lagi ada bahasan yang penting untuk dibahas. Kalau cuman konkow aja, mending enggak. Enakan tiduran di rumah.

Buat gue, makin dewasa seseorang tingkat kenyamanan berteman juga berubah dan makin pengen mempersempit circle deh. Boleh kenal dengan siapa saja, tapi jangan berteman dengan siapa aja. Tetap memperluas kenalan tapi membatasi pertemanan. 



Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini