Gambar dari sini |
Setuju nggak kalau hidup itu butuh penyeimbang? Bagaimanapun juga kita nggak bisa terus-terusan hidup dengan pola yang sama. Seperti misalnya loe kerja tiap hari tanpa istirahat. Kan mustahil, pasti ada di satu hari loe pengen berdiam diri aja nggak ngapa-ngapain di rumah. Atau loe yang anaknya seriusan banget, butuh teman yang receh buat ngasih tahu kalau hidup itu nggak perlu seserius itu. loe yang sibuk banget sampai lupa kapan terakhir makan, butuh temen yang selo buat sekedar ngingetin jangan lupa bahagia. Sama halnya dengan hobi, yang bisa dijadikan sebagai penyeimbang kesibukan hari-hari loe.
Gue pernah baca disuatu artikel tentang orang akan lebih bahagia ketika dia memiliki hobi tertentu. Karena hobi bisa dijadikan pelarian yang positif ketika stress ngadepin kerjaan yang nggak kelar-kelar atau stress karena pasangan banyak tuntutan -Uhuuk- Sekarang bahkan eranya bekerja dari hobi kan. Ada yang kayak gini? Ada dong, sekarang trendnya emang kerja sesuai passion, dan gue pernah ngalamin juga.
Jadi, catatan Isul kali ini mau cerita tentang hobi yang sekarang jadi profesi. Soal hobi itu, sebenernya gue nggak tahu secara pasti apa hobi gue jaman SD sampai SMP. Selama itu gue hanya berusaha mencoba banyak hal dan merasakan mana yang kira-kira paling gue suka dan bikin bahagia. Setelah gue mencoba banyak hal, gue baru berasa nyaman dan bahagia ketika gue nulis fiksi. Gue bener-bener bisa menciptakan karakter dan jalan cerita sesuka hati dan sebahagia gue dengan menulis fiksi. Jadi sejak SMA itu, gue mantep ketika ditanya hobi gue apa, gue akan jawab menulis fiksi.
Dari Hobi Nulis di Kertas
Dulu gue inget banget jaman SMP masih nulis cerpen dan novel receh di buku tulis atau bahkan kertas folio. Sampai difotokopi beberapa kali sama temen gue buat dipinjem dan dibaca. Setelah itu gue nggak tahu buku dan fotokopiannya sampai mana, nggak balik dan gue nggak punya salinannya. Jadi tulisan gue ilang gitu aja tanpa jejak.
Ketika SMA, hobi nulis gue tersalur dengan cukup baik di ekstrakulikuler Jurnalistik yang memproduksi majalah sekolah tiap semester. Jadi selama itu gue vakum nggak nulis di buku tulis atau kertas folio lagi, lagi juga jaman SMA alhamdulilah emak gue udah beliin gue laptop walaupun waktu itu masih gantian sama abang gue.
Gambar dari sini |
Jadi beberapa tulisan di buku tulis yang masih sisa, gue tulis ulang di laptop dan terfile dengan cukup baik. Cuman masalahnya adalah, gue belum cukup pinter waktu itu buat ngakalin file tulisan di laptop dengan back up di flasdisk atau hardisk. Maklum, jaman itu flasdisk masih lumayan mahal dan gue nggak punya cukup uang buat belinya. Apesnya adalah waktu laptop gue sempet rusak dan seluruh file yang ada di internal hilang semua. Jadi tulisan gue kembali hilang tak berjejak lagi. Setelah itu, sempat lama nggak nulis lagi.
Beralih ke Nulis Secara Online
Sebenarnyan gue terhitung cukup telat untuk tahu tentang blog, mungkin pertengahan tahun 2013 dan itu masih belum bikin blog juga. Masih dalam tahap cari tahu dan mengamati. Setelah tahu bahwa bisa nulis, langsung publish dan bisa dibaca siapa aja di internet, barulah 2014 gue bikin ‘Catatan Isul’. Waktu itu masih ikut blogspot yang gratisan. Ngisi blognya juga masih jarang-jarang, adapun masih seputar tugas kuliah atau curhat-curhat receh gitu.
Setelah nemu salah satu komunitas blogger dan gue gabung di sana, barulah konten blog gue mulai berubah sedikit lebih variatif. Ya tetep curhat sih, tapi curhat yang lebih berfaedah kayak misalnya curhat tentang penggunaan produk tertentu yang jatuhnya review. Gue juga masih bisa nerusin hobi nulis fiksi gue di blog dengan tambahan nulis review.
Pertama Kali Dapat Penghasilan Dari Ngeblog
Sebenernya dari awal bikin blog udah tahu kalau blog juga bisa menghasilkan uang dengan iklan atau konten placement. Cuman pada saat itu gue belum sepercaya diri itu buat nawarin tulisan gue. Sampai pada suatu hari gue ikutan acara sharing tentang asuransi gitu, dan diminta untuk menulis review tentang acara dan produk asuransinya. Setelah tulisan naik ke blog pribadi, diminta submit link tulisannya ke panitia acara dan dimintai nomor rekening. Nggak banyak sih waktu itu nominalnya, tapi asli bikin bahagia banget. Akhirnya tulisan gue bernilai juga, bukan nilai uang yang gue maksut. Tapi lebih kelayakan tulisan gue yang diapresiasi.
Dan setelah itu jadi ketagihan sih buat dapat tambahan uang jajan lewat curhat terselubung di blog. Dari komunitas yang gue ikutin sebenernya cukup banyak tawaran job review, tapi selalu ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Salah satunya adalah blog harus TLD atau punya domain sendiri. Maksutnya nggak nempel blogspot yang gratisan itu. Jadilah gue mulai nyari-nyari tahu tentang layanan domain murah dan terpercaya pelayananya. Dari banyak rekomendasi temen gue, muncullah niagahoster
Niagahoster sering banget kasih promo, jadi waktu itu gue juga dapat promo cuman bayar 78 rebu selama satu tahun. Tahun ke dua ini untuk perpanjangan gue cuman bayar 115 rebu sampai tahun 2019. Pelayanan mereka juga oke banget, gue pernah dapat troble waktu pendaftaran pertama itu karena gue salah email. Nggak ribet, cuman bikin surat pernyataan kalau email yang gue daftarin akun di Niagahoster itu salah, dan respon mereka juga cepet. Kurang dari 24 jam, udah langsung diproses dan blog gue bisa diakses lagi dengan alamat www.irasulistiana.com
Setelah punya domain sendiri, gue mulai bisa daftar job review. Setelah job review mulai banyak, otomatis penghasilan juga mulai banyak. Bahkan kadang gue ditawarin untuk review brand tertentu. Sampai akhirnya hobi nulis gue jadi profesi sekarang, full time blogger.
Apakah menjadi full time blogger cukup menjanjikan? jawabannya yes, menjanjikan. Bahkan kadang penghasilan full time blogger bisa lebih banyak dari penghasilan orang kerja kantoran. Jadi intinya, kalau loe punya hobi loe harus seriusin hobi loe, konsisten dan disiplin. Kalau loe bener-bener bisa fokus ke situ, hobi loe bisa jadi profesi.