Pola Asuh dan Lingkungan Pengaruhi Remaja Menggunakan Narkoba



Ngomongin soal narkoba kayaknya belum keliatan kapan ujungnya. Negara kita masih banyak banget PR, terutama PR penanggulangan narkoba ini. Nggak mengenal kalangan, mau muda tua miskin kaya semua kena jerat narkoba. Dari data yang gue kumpulin bersumber dari BNN, sampai dengan pertengahan tahun ini sudah ada 12 ribuan kasus. Sedihnya, selain kita berperang dengan para pengguna juga harus memberantas para poengedaaarr.



Dari data ini bisa kita lihat, angka kasus dan tersangkanya sebanyak itu padahal masih triwulan pertama. Kan jadi sedih generasi kita terjajah narkoba. Berdasarkan sebuah artikel dari Kompas yang gue baca, ada seorang Psikolog bernama Elly Risman yang mengungkapkan tujuh pilar mendidik anak agar terhindar dari Narkoba. 


1. Orang Tua Harus Sepenuhnya Ada untuk Anak
Orang tua, terutama ayah, memiliki peranan aktif untuk perkembangan anak. Ada sebuah riset dari tesis yang pernah gue baca, jika anak kurang kasih sayang ayah, ayak tidak dekat dengan anak, emosi anak akan terganggu. Kalau laki-laki cenderung akan nakal, seks bebas, dan narkoba, sedangkan anak perempuan akan depresi dan melakukan seks bebas. 

Walaupun nggak bisa 24 jam bersama anak, komunikasi yang cukup intens diperlukan untuk menjaga hubungan anak dengan orangtua. Jadi ketika ada apa-apa yang dirasakan sang anak akan dengan terbuka sharing dengan orang tua. Sehingga mereka tidak akan mencari pelarian atau perhatian di luar.

2. Dibutuhkan Attachment
Hubungan emosi anak dengan orang tua harus dekat. Dibutuhkan attachment antara ayah dan anak, juga ibu dengan anak. Banyak anak yang kurang dekat atau kurang 'lengket' dengan orang tua mereka karena banyak hal. Dekatnya pun bukan sekadar kulit ke kulit, melainkan dari jiwa ke jiwa. 

3. Tujuan Pengasuhan Jelas
Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati ini mengaku pernah melakukan riset terhadap pasangan suami-istri berusia 25-45 tahun, apakah mereka menentukan tujuan pengasuhan yang jelas. Hasil risetnya menunjukkan tidak semua pasangan menyepakati apa tujuan mereka. 

"Jadi yang perlu diperhatikan adalah susun lagi, rumuskan lagi pola pengasuhan, diskusikan bersama pasangan, lalu sepakati. Setelah itu, buat analisis dan evaluasi, misalnya 3 bulan sekali,"  Elly Risman

4. Atur Gaya Bicara
Kalau bicara pada anak harus baik, harus benar, dan tidak berbohong agar setiap orang tua tidak menyalahkan atau membanding-bandingkan anak karena akan membuat komunikasi antara anak dan orang tua terganggu.

Tak hanya itu, ia juga menyarankan setiap orang tua selalu mendengarkan perkataan anak mereka, memperhatikan saat mereka bicara, serta mengetahui keunikannya. Jadi dari sini bisa membentuk karakter anak. 

5. Pendidikan Agama
Pendidikan agama bagi anak sangat penting. Tapi jangan asal masukan anak ke sekolah agama tanpa mengetahui basic agama dari orang tuanya.

Menurut dia, pendidikan agama adalah tanggung jawab dan kewajiban orang tua kepada anaknya. Dalam hal ini, kita mengajarkan agama bukan sekadar supaya mereka bisa mengaji, rajin ke gereja, atau biar bisa salat. Tapi agar mereka suka melakukan itu tanpa harus disuruh nantinya. Agar mereka juga mengerti mana yang baik dan tidak sesuai dengan agama yang dipercayainya. Narkoba jelas di agama manapun tidak dibenarnya untuk dipakai secara cuma-cuma tanpa ada indikasi medis yang jelas. 

6. Persiapkan Pola Pengasuhan Saat Anak Puber
Mengajarkan anak pada masa puber memang agak sedikit sulit, terutama di era modern seperti ini. Sekarang anak SD dan SMP sudah bisa main gadget. Tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakan gadget untuk tugas sekolah. Sebagai orang tua, banyak dari mereka yang memberikan fasilitas Internet untuk anak-anaknya. Namun mereka lupa, anak bisa saja melihat hal-hal berbau pornografi dengan mudah dengan akses tersebut. Jadi, sebagai orang tua, kita harus lebih pandai.

Jangan sampai mereka lebih banyak mendapatkan informasi melaui gedget dan internet yang  tidakk jelas sumbernya. ajak anak lebih sering sharing tentang hal-hal yang menyenangkan seperti yang dia sukai.

7. Ajari Anak Menahan Pandangan
 “kekacauan otak” pada diri remaja adalah karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga dan menahan pandangan. 

Ternyata hal ini juga ada di Alquran, bahwa kita harus menjaga pandangan. 'Bencana' terjadi bisa karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga pandangan mereka. 

Berikan kepercayaan kepada anak agar mereka memiliki pandangan terhadap sesuatu sesuai dengan pemikiran mereka. Namun masih dalam pengawasan sejauh mana pandangan mereka tetap pada etika moral dan agama.

Biasakan Hidup Sehat Sejak Dini  

Mengajarkan anak hidup sehat sejak dini juga bagian dari pencegahan. Membentuk kebiasaan anak agar mencintai hidup sehat dengan rajin berolahraga dan makan makanan sehat. Sebuah platform digital bernama Sembutopia @sembutopia yang konsen dengan penerapan pola hidup sehat mengajak kita untuk sejak dini mengenalkan hidup sehat pada keluarga.

Sehat tidak harus mahal, bisa dimulai dengan rutin olahraga ringan dan mengganti makanan olahan menjadi makanan segar seperti buah dan sayur. Cara mencintai diri kita paling sederhana ya menjaga tubuh dari kontaminasi makanan tidak sehat. 

Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini