Strategi Sehat Tahun 2020, Yuk ke Menara Paris di Kota Lama Tiap Bulan



Dua minggu yang lalu kakak ipar ku meninggal karena darah tinggi. Kaget karena sehari sebelumnya masih ketemu depan rumah waktu mau berangkat kerja. Keesokan paginya dapat kabar dia masuk rumah sakit karena darah tinggi. Siangnya langsung kritis dan masuk ruang ICU. Sore jam 3-an lagi siap-siap mau besut ke rumah sakit dapat kabar lagi kalau baru saja dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit. Kagetlah semua keluarga besar. Malamnya nggak nunggu lama, jenazah langsung dikebumikan dan kita semua tidak akan pernah melihatnya lagi. Semuanya terjadi begitu cepat!!

Almarhum Mas Kim, kakak ipar ku meninggalkan satu istri dan satu anak laki-laki masih kelas 1 SMP. Sebelum meninggal, mas Kim emang ada riwayat darah tinggi tapi nggak pernah sampai masuk rumah sakit. Cuman ke klinik dan berobat jalan. Sebelum meninggalpun darahnya naik nggak terlalu tinggi, 180/90. Kakak ku yang satu pernah sampai 210/100 tapi alhamdulilah kuat dan sampai sekarang obat jalan dan terus minum obat sekalipun tekanan darahnya sedang tidak tinggi. 

Aku pernah ngobrol dengan pimpinan ku yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam -ku pernah cerita kan kalau sekarang aku kerja di bidang kesehatan- tentang darah tinggi ini. Tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan, karena itu  bukan sebuah penyakit mandiri tapi kumpulan dari sindrom atau gejala penyakit. Dan jika  perlu mengonsumsi obat-obatan untuk menurukan tekanan darahnya,  mungkin akan perlu untuk tetap menggunakannya seumur hidup.

foto dari Google
Ini yang banyak orang sepelekan juga. Dikira setelah minum obat, tekanan darah turun yaudah nggak minum obat lagi. Padalah harus tetap dikonsumsi terus menerus, dengan pengawasan dokter pastinya. Nah kasusnya kaka ipar ku juga sama, udah lama nggak minum obat dan pada saat tekanan darahnya tinggi kemaren kondisi kesehatannya sedang tidak stabil karena beberapa penyakit lainnya juga. 

Darah tinggi ini emang masih banyak yang menyepelekan sih, padahal dia pembunuh nomor tiga setelah Jantung dan Kanker. Penyakit tidak menular emang lagi naik daun 10 tahun terakhir ini. Pemerintah sendiri setengah mati menurunkan angka kasus penyakit tidak menular ini yang banyak menghabiskan dana BPJS. 

Di kota Semarang sendiri, promosi pola hidup sehat terus dilakukan agar angka kasus penyakit tidak menular ini menurun setiap tahunnya. Salah satu upaya yang akan dijalankan tahun 2020 nanti melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang, ada program Menara Paris (Menuju Semarang Pariwisata Sehat) yang ada di Kota Lama tepatnya depan gedung oudetrap. 



Program Menara Paris ini dilaksanakan untuk mewujudkan Wisata Sehat Kota Lama Semarang diantaranya dengan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan kesehatan umum, gigi dan mulut, konseling gizi, pengukuran IMT), Pemeriksaan IVA (deteksi dini Kanker Serviks) dan bisa rockpot juga. Nantinya hasil pemeriksaan di Menara PAris ini akan diteruskan intervensinya di pusat kebugaran kantor Dinkes Kota Semarang jika hasil tes kesehatannya kurang baik.

Pemkot Semarang melalui Dinkes juga akan membuka pusat kebugaran di Kantor Dinkes  yang ada di Jalan Pandanaran setelah renovasi total. Di pusat kebugaran itu disediakan alat kesehatan berupa treat meal dan beberapa lainnya. Ada pemeriksaan kesehatan juga oleh ahlinya seperti dokter, nutrisionis, instruktur Olahraga, Fisioterapi. Gratis siapapun yang mau menggunakannya.

Kesadaran tentang pentingnya kesehatan ini sebenrnya menjadi urusan kita pribadi sebagai manusia yang berakal. Program-progran pemerintah hanya membantu meringankan, bukan jadi tanggungan setiap saat yang bisa di

Kembali lagi pada diri kita, sudah layak kah pola hidup yang kita terapkan selama ini? makanan yang kita konsumsi. Istirahat dan pengelolaan emosi. 

Disamping rutin olahraga, kita juga harus mengatur makanan apa saja yang masuk ke mulut kita yakaan. Kurang-kurangi makanan yang nggak berguna. At least, 5-6 hari dalam seminggu kamu harus bener-bener menghindari makanan jahat. Perbanyak makanan yang baik untuk tubuh sebagai bentuk penghargaan kita terhadap tubuh kita. Sayur dan buah masih  jadi kunci utama menjaga pola makan sehat. 

Sehat tidak hanya urusan kita, tapi juga bentuk rasa syukur kita dengan menjaga apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Umur hanya titipan, seperti kakak ipar saya yang tiba-tiba meninggal. Kita juga bisa tiba-tiba meninggal, at least kita nggak meninggal dalam keadaan sakit yang sampai merepotkan banyak orang dan menghabiskan banyak biaya. Kuncinya ada dipola hidup sehat dengan perbanyak aktifitas fisik dan konsumsi buah juga sayur. 












Tinggalkan Komentar anda Tentang Berita ini