Bhaiiklah, tulisan kali ini semacam film yang bersambung dari part one ke part two. Untuk part one bisa dibaca di sini dan part two-nya, lanjutkan baca paragraf ini.
Jadi, Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK Semarang) tengah gencar promosi inovasi-inovasi program terbaru untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Semarang. Nah, untuk mensukseskan program-program tersebut, DKK Semarang membutuhkan peran aktif dan juga sosialisasi ke masyarakat. Karena itu DKK Semarang kembali bekerjasama dengan para blogger dan wartawan untuk turut berkontribusi dalam sosialisasi tersebut.
Alhamdulilah tahun ini masih dipercaya lagi untuk ikutan acara media gathering dari DKK Semarang. Artinya, menjadi kader kesehatan musiman masih diperpanjang. Sebenernya nggak musiman juga sih, akhir-akhir ini gue cukup aktif untuk berkegiatan dengan dunia kesehatan. Cuman emang belum bisa dipamerin aja gaes di sosmed kek gue sering pamer kesibukan unfaedah gue yang biasa. Intinya, sekarang gue makin dekat dengan dunia kesehatan.
Gue jadi lebih tahu tentang apa itu penyakit Hepatitis A dan B, apa itu penyakit Leptospirosis, HIV, DBD, Tuberculosis dan beberapa penyakit lainnya yang menjadi perhatian pemerintah untuk ditanggulangi. Ternyata nggak mudah cuy, DKK selain ngurusin penyakitnya juga ngurusin yang sakit dan managemen kesehatannya.
Berkaitan dengan managemen kesehatan itu, DKK Semarang sudah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan derajat kesehatan warga kota Semarang. Salah satu yang masih hangat dan populer akhir-akhir ini upaya DKK Semarang memberikan pelayanan kesehatan melalui Jaminan Kesehaan program UHC dan PeLayanan Ambulan Hebat yang diberikan gratis dan cuma-cuma. Soal UHC dan Ambulan Hebat ini sudah gue tulis ditulisan sebelumnya, menjadi kader Kesehatan bersama Dinkes di part one yee.
Berbeda dengan gathering sebelumnya,kali ini kita diajak menjauh dari kota Semarang agar lebih khusyuk lagi menikmati acaranya menuju kota seribu bunga, Magelang di hotel Atria.
Begitu sampai, kita langsung menerima materi dari Masing-masing Bidang DKK Semarang. Pertama dari Bidang Kesehatan Masyarakat. Endah Emayanti, SKM.,MSi selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat secara langsung mempresentasikan tentang keberhasilan jajaranya dalam nenurunkan angka kematian ibu pasca melahirkan.
Materi selanjutnya dari Bidang Pelayanan Kesehatan yang disampaikan langsung oleh dr. Lilik Faridah selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan. dr. Lilik menyampaikan inovasi pelayanan terbaru bernama PUSTAKA ( Puskesmas Tanpa Antrian ) yang baru saja diluncurkan. PUSTAKA ini mempermudah masyarakat dalam mendapatkan nomor antrian saat akan periksa ke Puseksmas. Hanya melalui SMS atau Whats Up, tanpa menunggu antrian lama. Klik di sini untuk tahu lebih lanjut seputar PUSTAKA
Disamping itu juga dr. Lilik menyampaikan layanan-layanan kesehatan seperti UHC yang sudah mencapai 93% kepesertaaanya dari jumlah total penduduk kota Semarang, juga Ambulan Hebat dan Ambulan Siaga. Khusus untuk Ambulan Hebat ini, dr. Lilik membawa serta tim Ambulan Hebat untuk mengisi materi Pertolongan Hidup Dasar pada kondisi darurat.
Disamping itu juga dr. Lilik menyampaikan layanan-layanan kesehatan seperti UHC yang sudah mencapai 93% kepesertaaanya dari jumlah total penduduk kota Semarang, juga Ambulan Hebat dan Ambulan Siaga. Khusus untuk Ambulan Hebat ini, dr. Lilik membawa serta tim Ambulan Hebat untuk mengisi materi Pertolongan Hidup Dasar pada kondisi darurat.
Dari Bidang Pencegahan dan Pemberatasan Penyakit (P2P) diwakili oleh Ka.Sie P2ML (Pencegahan Penyakit Menular Langsung) Dani Minarso, SKM. Berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit, bidang P2P memiliki program bernama SIDARA (Sistem Integrasi Demam Berdarah) melalui system HEWS ( Health Early Warning System ) yang berhasil menurunkan kasus DBD kota Semarang.
Dari angka 299 kasus pada tahun 2017 menjadi 72 kasus hingga bulan Oktober 2018. Juga angka kematian akibat DBD, menurun dari 8 kasus pada tahun 2017 menjadi 1 kasus sampai dengan bulan Oktober tahun ini. Keberhasilan tersebut juga didukung dengan program Satu Rumah Satu Jumantik, Si Centik ( Siswa Cari JEntik ) dan tim GASURKES ( Petugas Surveilans KEsehatan ) yang turun ke lapangan secara langsung memantau ke rumah-rumah warga.
Dari angka 299 kasus pada tahun 2017 menjadi 72 kasus hingga bulan Oktober 2018. Juga angka kematian akibat DBD, menurun dari 8 kasus pada tahun 2017 menjadi 1 kasus sampai dengan bulan Oktober tahun ini. Keberhasilan tersebut juga didukung dengan program Satu Rumah Satu Jumantik, Si Centik ( Siswa Cari JEntik ) dan tim GASURKES ( Petugas Surveilans KEsehatan ) yang turun ke lapangan secara langsung memantau ke rumah-rumah warga.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono MPH hadir pada malam harinya dan menyampaikan secara keseluruhan profil kesehatan kota Semarang dari tahun ke tahun, diteruskan dengan diskusi bersama dengan blogger dan wartawan. Selanjutnya, hari ke dua sepenuhnya diisi dengan kegiatan GERMAS bersama.
Dengan turut serta aktif membantu mensosialisasikan program-program DKK Semarang, gue berasa jadi kader (nggak resmi) yang membantu menyebarkan pesan kesehatan. Walaupun belum banyak, gue berharap ini akan sedikit membantu DKK Semarang untuk menyampaikan informasi tentang program unggulannya ke masayarakat.
Dengan turut serta aktif membantu mensosialisasikan program-program DKK Semarang, gue berasa jadi kader (nggak resmi) yang membantu menyebarkan pesan kesehatan. Walaupun belum banyak, gue berharap ini akan sedikit membantu DKK Semarang untuk menyampaikan informasi tentang program unggulannya ke masayarakat.